Ketahuilah bahwa dalam puasa itu ada bagian tertentu yang tidak ada dalam ibadah yang lain, yaitu pengaitannya kepada Allah Ta'ala, yang telah berfirman dalam hadits Qudsiy,
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku memberi balasan dengannya." (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)
Pengaitan ini sudah cukup sebagai bukti tentang kemuliaan puasa, sebagaimana kemuliaan Baitullaah (Ka'bah) yang dikaitkan kepada-Nya, dalam firman-Nya :
"Dan sucikanlah Rumah-Ku." (Lihat QS Al-Hajj: 26)
Kelebihan puasa bisa dilihat dalam dua makna berikut:
1. Karena puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal batin yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga tidak mudah disusupi riya'.
2. Sebagaimana cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang dipergunakan musuh adalah syahwat. Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka setan bisa bebas berkeliaran di tempat gembalaan yang subur itu. Tapi jika syahwat ditinggalkan, maka jalan ke sana juga menjadi sempit.
Dalam masalah puasa banyak terdapat riwayat yang menunjukkan keutamaannya, dan riwayat-riwayat ini cukup banyak terkenal serta bertebaran di berbagai kitab.
(Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah)
Wallaahul Muwaffiq
Sabtu, 28 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar