Akhir-akhir
ini tumbuh subur berbagai kelompok yang mengajarkan ilmu tenaga
dalam. Konon sang guru memiliki teknik membangkitkan atau
mengembangkan tenaga ghaib dalam tubuh manusia. Masyarakat berbeda dalam
menilai dan menghukuminya sesuai dengan latar belakang pemahaman dan
pendidikan mereka. Sebenarnya bagaimana pandangan Islam tentang keilmuan
tersebut dan hukum mempelajarinya?
Sebelum
menjawab pertanyaan di atas terlebih dahulu diperjelas maksud ilmu
tenaga dalam dan rahasia-rahasia yang terdapat di dalamnya.
DEFINISI TENAGA DALAM
Dari
berbagai referensi bisa disimpulkan bahwa yang mereka maksud dengan
ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang mempelajari cara membangkitkan
kekuatan/tenaga dalam (inner power) dengan cara-cara tertentu,
antara lain : teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus
tertentu dan dengan cara meditasi (tafakur).[1]
Dan
dari persaksian sebagian mantan praktisi tenaga dalam yang telah
meninggalkan keilmuan tersebut dan kembali kepada sunnah menjelaskan
bahwa dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika terdapat bermacam
pokok kesesatan dan kesyirikan, antara lain :
- Dengan belajar tenaga dalam (ilmu metafisika) seorang bisa “menjadi sakti” dengan menyalurkan energinya ke bagian tubuh tertentu.
- Dengan kekuatan fungsi jurus bisa mengalahkan musuh dari jarak jauh.
- Ketika latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah dalam latihan menyerang.
- Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan menjadi dukun/paranormal. Di antara bentuk perdukunan yang terdapat dalam keilmuan ini adalah teknik membuat seseorang jatuh cinta, ilmu santet (membuat orang sakit), teknik penyembuhan, mendeteksi barang hilang, teknik mengetahui masa lalu dan masa depan dan teknik mengetahui isi hati orang lain.
- Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengisi” benda hidup atau benda mati untuk berbagai macam keperluan.
- Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik pembentengan benda hidup/mati dari bahaya.
- Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik mengusir jin pengganggu.
Inilah beberapa kesesatan dan penyimpangan yang terdapat dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika.[2]
PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM
Sebelum
menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa Islam
adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik dari sisi keilmuan
dan peribadatan.
Alloh Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. al-Maidah [5]: 3).
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Alloh Ta’ala dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagaimana firman Alloh Ta’ala:
“Dia (Alloh) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Petunjuk adalah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di dunia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr).
Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa seseorang kepada keridhoan Alloh Ta’ala
dan mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta
keselamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak
bermanfaat yang akan mencelakakan manusia dan larangan dari
mempelajarinya.
Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu
yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami sesuai
dengan pemahaman salafus sholih generasi terbaik umat ini.
Itulah
hakekat ilmu yang bermanfaat yang seharusnya seorang muslim
bersungguh-sungguh mempelajari dan memahaminya. Adapun seluruh keilmuan
yang bertentangan dengan seluruh prinsip di atas maka ia adalah ilmu
yang tidak bermanfaat dan dilarang untuk mempelajarinya. Sebab akan
merusak dan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya dan orang lain,
seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu kebatinan dll.
Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang semisalnya, bisa disimpulkan secara global dan secara terperinci.
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu
dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan
Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad.
Mereka
tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan perang.
Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang
bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan merobohkan musuh dari jarak jauh,
tentu telah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada para sahabat dan diwariskan oleh para sahabat kepada generasi
sesudahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak pernah terjadi,
dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos
yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada
4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi
dan Persia.
Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.
Para
bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan lewat tengah
malam agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut
terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan
tenaga dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan jurus-jurus
tertentu.[3]
Hal
ini memperkuat pernyataan di atas, bahwa ilmu ini adalah ilmu yang
bid’ah dan tidak bermanfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan
tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala akan menjelaskan kepada
Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah
dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum
pengutusan Rosul ‘alaihis salam
Dengan
demikian kita tahu bahwa kebatilan dan kebohongan telah dilakukan
sebagian perguruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan
perguruan mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam,
al-Barokah, al-Ikhlas, Hikmatul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini
adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa
perguruan-perguruan tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah
keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi
penuntutnya. Bahkan fakta membuktikan bahwa seluruh perguruan tenaga
dalam merupakan sarana dan fasilitas untuk menebarkan kesesatan,
kesyirikan, sihir, mistik.
Ketiga
: Dalam ilmu tenaga dalam terdapat pokok kesesatan dan kesyirikan
yang sangat banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas secara
global.
Keempat : Di antara dampak negatif ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntutnya kepada Alloh Ta’ala.
Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa
yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak
butuh pertolongan siapa pun.
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Alloh, maka ia bertawakkal kepada Alloh Ta’ala
dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan
keselamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.
Kelima:
Di antara kaidah yang digunakan untuk membangkitkan tenaga dalam
adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang
bid’ah yang tidak ada landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan
meditasi adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak
jaman dahulu yang dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana).
Meditasi dalam salah satu aliran Budha Mahayana dikenal dengan
istilah (zen). Aktivitas ini merupakan usaha antara yang membawa
kesadaran menuju samadi.[4]
Intinya adalah aktivitas perenungan yang berusaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia Tasawuf dengan istilah (Ittihaad) yakni Alloh Ta’ala
bersatu dengan makhluk. Maha suci Alloh dari keyakinan yang kufur ini.
Tidak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini
bertentangan dengan aqidah islamiyah.
Itulah
sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga
dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan dampak
negatif bagi penuntutnya yang berujung kepada kebatilan, kesyirikan dan
praktek kesesatan yang mistik.
Adapun meditasi atau tafakur yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Alloh yang merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.
Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu
juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu introspeksi diri
dan kembali kepada Alloh dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan
kepada yang Maha Kuasa.
Keenam : Kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam
perguruan tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman
yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam
itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang berpegang
teguh dengan al-Quran dan loyal kepada Sunnah adalah orang-orang
yang akan berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama
memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.
KRITIKAN SECARA MENDETAIL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang bisa menjadi sakti.
Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.
Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan tentu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang terlebih dahulu mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan. Namun Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.
Hal
ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah suatu kebaikan
dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak
terlepas dari peran setan dalam menyesatkan para walinya.
Oleh
karena itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang
dimiliki al-Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa
pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai
nabi. Setan-setan telah melepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua
kakinya, membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam,
menjadikan batu marmer bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat
sekelompok orang berjalan kaki dan menunggang kuda terbang di udara
seraya berkata ia adalah malaikat padahal jin.
Ketika
kaum muslimin telah berhasil menangkap al-Harits ad-Dimasygi untuk
dibunuh, seseorang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak mempan
(punya ilmu kebal). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang
yang menikamnya itu : “Itu adalah karena engkau tidak menyebut Nama
Alloh Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia seketika. (Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
mengomentari riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang
disertai setan. Setan-setan tersebut akan meninggalkan mereka apabila
dibacakan di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti ayat kursi.”
Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan tentu akan dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menghadapi musuh dalam peperangan dan jihad di jalan Alloh Ta’ala
Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah.
Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.
Berbeda
halnya dengan ajaran perguruan tenaga dalam, seseorang diajari bisa
emosi dan marah. Hal ini tentu bertentangan dengan petunjuk nabi yang
mewasiatkan seorang untuk tetap sabar dan tidak marah. Sebab emosi
merupakan kunci dan sumber kejahatan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori, no.6116).
Imam Ibnu Rojab rahimahullah
berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya emosi/marah adalah
sumber segala kejahatan dan menahan diri darinya adalah sumber segala
kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam, 1/362).
Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi bersumber dari setan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya
marah atau emosi adalah (bersumber) dari setan, dan sesungguhnya setan
diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air, maka
apabila salah seorang kamu marah maka berwudhulah.”
Dan dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa : “Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhori)
Kemungkinan
inilah rahasianya, kenapa perguruan tenaga dalam mengajarkan
bagaimana seorang bisa emosi atau marah tatkala menyerang lawan, sebab
ajaran perguruan tersebut adalah hasil dari bisikan setan. Dan dengan
sifat marah setan dengan cepat akan bisa menguasai seseorang, karena ia
mengalir dalam tubuh manusia bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia
akan bisa mempengaruhi lawan dan menguasainya berkat bantuan
khodamnya (setan).
Hal
ini diperkuat oleh pernyataan para praktisi tenaga dalam bahwa jurus
akan berfungsi penuh dan sempurna jika lawan dalam keadaan emosi. Jadi
bukanlah karena energi tenaga dalam musuh yang dalam keadaan emosi
dapat ditaklukkan dengan fungsi jurus-jurus tertentu, tetapi khodam
jurus itulah yang langsung merasuk ke dalam tubuh lawannya yang dalam
keadaan emosi menuju otaknya hingga lawannya bisa kita permainkan
dengan fungsi jurus tenaga dalam/ilmu metafisika.”[5]
Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi dukun / paranormal
Hal
ini dapat dilihat dari praktiknya, di antaranya mereka menjadikan
seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit (santet), penyembuhan dari
penyakit dengan jurus-jurus tertentu, meramal barang hilang atau
makhluk halus, meramal masa lalu dan masa depan dan meramal isi hati
orang.
Semua
praktik di atas dilarang oleh syari’at Islam, karena ilmu tenaga dalam
adalah ajaran setan yang berusaha menggiring manusia keluar dari agama
sehingga terjerumus ke dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut
tidak keluar dari dua alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.
Membuat seorang jatuh cinta
Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu membuat seseorang cinta kepada orang lain. Dalam istilah lain disebut dengan at-tiwalah yaitu sesuatu yang dibuat untuk membuat istri cinta kepada suaminya atau sebaliknya. (Lihat Fathul Majid, hlm. 123)
Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya ruqyah (dengan mantera dukun), jimat dan tiwalah (sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Tiwalah dihukumi sebagai syirik karena digunakan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain Alloh Ta’ala. (Lihat Fathul Majid, hlm. 124)
Maka
apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga dalam dengan cara-cara tertentu
untuk menjadikan seseorang jatuh cinta atau menyukai termasuk salah
satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di atas.
Ilmu santet (membuat orang sakit)
Hal
ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam dan ilmu metafisika dengan cara
dan bentuk yang bermacam-macam. Cara ini diketahui oleh orang yang
bergabung dalam perguruan ilmu tersebut. Terlepas dari cara dan media
yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut terlarang karena bertujuan
menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam sihir yang diharamkan oleh
agama.
Imron bin Hushain berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda Benda, burung dan lain-lain), orang yang meramal atau yang meminta diramalkan, orang yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang is katakan, maka sesungguhnya is telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al-Ausath, al-Mundziri berkata: Sanad ath-Thobaroni hasan. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan sanadjayyid)
Sihir
tidaklah akan terlaksana kecuali dengan bantuan setan dan menghambakan
diri kepada- nya serta melakukan hal-hal yang diharamkan oleh agama.
Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghoib
Pada
ilmu tenaga dalam diajarkan teknik penyembuhan dari berbagai penyakit
dengan menggunakan fungsi jurus-jurus tertentu. Dan tidak diragukan
bahwa teknik seperti ini adalah cara yang bid’ah yang bertentangan
dengan syari’at, khususnya dalam penyembuhan penyakit psikis dan yang
ghoib.
Agama
memerintahkan kita untuk berobat dengan pengobatan yang disyari’atkan
dan bersih dari unsur-unsur kesyirikan serta segala hal yang
diharamkan, sebab Alloh Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Wahai hamba Alloh, berobatlah, maka sesungguhnya Alloh tidaklah menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuahan (obat), kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau menjawab : yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“Tidaklah Alloh menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuhan (obat).”
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang berobat dengan yang haram, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)
Alloh Ta’ala telah
menurunkan obat yang sangat mujarab untuk seluruh penyakit, baik fisik
atau psikis, yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak kaum muslimin tidak
bisa menggunakan dan memanfaatkannya secara baik dengan disertai
keyakinan yang benar. Alloh Ta’ala berfirman :
“Dan Kami telah menurunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang yang dholim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang beriman. ” (QS. Yunus [io]: 57)
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah
berkata : “Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh
penyakit hati (psikis), fisik dan penyakit-penyakit (yang ada) di
dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang ahli (bisa) dan diberi
taufiq untuk bisa menggunakannya sebagai penyembuhan. Dan apabila
orang yang sakit bisa melakukan pengobatan dengan baik dengan
al-Qur’an dan meletakkannya pada penyakit dengan (penuh) kejujuran dan
keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang putus dan
melengkapi syarat-syaratnya, maka tidak satupun penyakit yang akan
bisa melawannya selama-lamanya.
Dan
bagaimana mungkin penyakit akan bisa melawan perkataan Robb (yang
menciptakan) bumi dan langit yang seandainya kalau ia diturunkan
kepada gunung-gunung tentu akan hancur atau (diturunkan) kepada bumi
tentu akan terpotong-potong. Tidak satupun dari penyakit hati (psikis)
dan fisik kecuali di dalam al-Qur’an terdapat jalan (cara) untuk
menemukan obat dan penyebabnya dan (cara) untuk (melakukan) preventif
darinya, (tentu) bagi orang yang diberi pemahaman oleh Alloh Ta’ala tentang
kitab-Nya…. Adapun (resep) penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka
al-Qur’an telah menyebutkannya secara rinci dan menyebutkan (juga)
sebab-sebab penyakit dan (cara) mengobatinya. Alloh Ta’ala berfirman :
“Apakah tidak cukup (bagi) mereka bahwa sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka.” (QS. al-Ankabut [291: 51)
Maka barangsiapa yang tidak bisa disembuhkan oleh al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan menyembuhkannya dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan memberikan kecukupan baginya.” (Zadul Ma'ad, 4/322)
Penulis mengajak kita membaca dan merenungi perkataan Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.
Semoga
hal itu memotivasi kita untuk membaca al-Qur'an, merenungi dan
memahaminya, agar ia menjadi lampu penerang kehidupan dan obat
penyembuh segala penyakit jiwa (psikis) dan fisik.
Sangat
disayangkan, mayoritas kaum muslimin sekarang ini berpaling dari
al-Quran, tidak membaca dan merenunginya. Mereka juga meninggalkan
Sunnah. Akhirnya setan membisikkan kepada mereka agar mencari
alternatif selain al-Qur'an untuk mengatasi problematika kehidupan dan
penyembuhan penyakit yang mereka rasakan. Caranya adalah dengan
melakukan terapi-terapi perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam,
yang membuat mereka terperangkap ke dalam jaringan setan yang selalu
berusaha menggiring manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik
disadari atau tidak. Na'uzubillah min zalik.
Meramal barang hilang atau makhluk halus.
Cara
ini biasanya dilakukan oleh praktisi ilmu tenaga dalam dengan melatih
indranya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi sensitif
hingga bisa 'meradar' lokasi barang yang hilang atau makluk halus.[6]
Tidak diragukan bahwa cara mendeteksi barang hilang seperti ini tidak ada beda secara subtansi dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku mengetahui benda yang hilang. Sekalipun para praktis ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.
Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)
Jika
ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan membenarkan perkataanya
adalah tidak diterima sholatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa
yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.
Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.
Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghoib yang telah lalu atau yang akan datang kecuali Alloh Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)
Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara ghoib merupakan kekhususan Alloh Ta’ala Bahkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Alloh Ta’ala tidak
mengetahui perkara ghoib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya.
Seandainya ia mengetahui yang ghoib tentu akan mengetahui rahasia
takdir yang akan terjadi dan beliau tentu akan mengantisipasinya. Alloh Ta'ala :
“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemadhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan sekiranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-A'rof [71:188)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghoib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Alloh Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kandungan selain Alloh Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Alloh Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) kapan hujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Alloh Ta’ala" (HR. Bukhori)
Jadi
tidak diragukan lagi kebohongan para praktisi dan penuntut ilmu tenaga
dalam yang mengatakan bahwa mereka dengan teknik meditasi dan memakai
ilmu clairvoyance bisa mengetahui masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan setan dan kesesatannya.
Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Tidak
diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk perdukunan dan sihir
yang diharamkan agama, sebab isi hati orang lain merupakan perkara
ghoib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati." (QS. Ghofir [401:19)
“Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fathir [35]:34)
Dalam
sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad seorang paranormal yang diisukan
sebagai Dajjal dan bisa mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi
hati seseorang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepadanya :
“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia menjawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap) Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak bisa menebak apa yang disembunyikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk
dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berusaha
mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain
kecuali para pembohong yang mengikuti para Dajjal dan setan.
KELIMA :
TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN
Ini
adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir. Ini adalah salah
satu bentuk praktek kesyirikan yang mengurangi atau bahkan
membatalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk
dijadikan jimat, pengasihan, penjagaan, kewibawaan, dll. Praktek
seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana
sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)
Jika
benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi dijadikan sebagai jimat
dengan keyakinan bahwa ia adalah penyebab mendatangkan kebaikan dan
menolak madhorot, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan dosa
besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahwa benda tersebut dengan
sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak madhorot, maka ini
adalah syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.
Sebagian
guru tenaga dalam ‘mengisi’ muridnya dengan ‘energi’nya dan ilmu-ilmu
yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai “jimat hidup”. Hal
ini akan berdampak buruk bagi murid sebab ia akan selalu bergantung
kepada dirinya dan lupa kepada pertolongan Alloh Ta’ala dan
Hilang
atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini karena
ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari segala
bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. Alloh Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat maka Alloh tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)
Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.
KEENAM :
PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN
Tidak
diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara yang disyari’atkan
untuk menjaga diri segala kejahatan dan mengusir jin. Teknik yang
diajarkan di ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk praktek
perdukunan dan sihir yang diharamkan agama.
Seorang mukmin meyakini bahwa tidak seorang pun yang bisa memadhorotkannya kecuali apa yang telah ditakdirkan Alloh Ta’ala akan menimpanya. Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari Alloh Ta’ala dan
bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang bisa menyelamatkannya
dari bermacam bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang
tertanam di hatinya.
Oleh
karena itu ia cukup membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan untuk
menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a yang ajarkan oleh
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :
“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)
Sedangkan
untuk mengusir jin cukup baginya dengan membaca dzikir pagi sore
terutama ayat Kursi, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shohih
yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a berikut :
“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi, Alloh senantiasa akan menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pembohong (besar) itu adalah setan.” (HR. Bukhori)
Demikianlah
cara syar’i dalam membentengi diri dari segala bahaya dan untuk
mengusir jin. Adapun teknik yang diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga
dalam adalah cara bid’ah yang diharamkan oleh agama. Landasan ilmu
tenaga dalam tiada lain adalah dibisikkan setan kepada para walinya.
Demikianlah
sebagian kesesatan dan kesyirikan yang terdapat dalam ilmu tenaga
dalam dan sejenisnya. Dari pemaparan di atas kita bisa memahami betapa
besar peranan setan dalam menyesatkan manusia dari jalan yang benar.
Juga dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram
karena tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan
cara setan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan
kesyirikan yang bisa membuat seseorang keluar dari agama Islam.
Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Penulis berdo’a semoga Alloh Ta’ala senantiasa menunjuki kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkannya. Semoga Alloh ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya. Amiin. []
[Disalin dari Majalah Al FURQON, Edisi 10. No: 102 dan Edisi 11. No: 103, tahun ke-9 1431-H/2010-M, untuk dipublikasikankembali di ibnuabbaskendari.wordpress.com]
http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/04/ilmu-tenaga-dalam-dalam-perspektif.html
Catatan Kaki:
[1] Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_dalam
[2]Lihat http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam
[3]Lihat:http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam
[4]Lihat:http://id.wikipedia.org/wiki/meditasi dan (http://id.wikipedia.org/wiki/Zen
[5]Lihat:http://metafisika.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keimuan-tenaga-dalam/
[6]Lihat:http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam/)
0 komentar:
Posting Komentar